Bismillahirrahmanirrahim,,
Assalamualaikum
Wr.Wb Ukhtikum Fillah
Ukhtiku yang ku cintai ,,
“ Cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling mencintai
karena-Ku, cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling tolong-menolong
karena-Ku, dan cinta-Ku berhak untuk orang-orang yang saling berkunjung
karena-Ku.’ Orang-orang yang bercinta karena Allah berada di atas mimbar-mimbar
dari cahaya dalam naungan ‘Arsy pada hari tiada naungan kecuali
naungan-Nya.” (HR. Ahmad; Shahih dengan berbagai jalan periwayatannya)”
Ukhti ,,
Mungkin bermain-main di fikiranmu, ‘bagaimana aku
boleh mengungkapkan aku cinta padamu begitu mudah, Padahal kita cuma kenal
dalam sekejap..dan tidak banyak yang kita ketahui tentang diri masing-masing.
Aku dan kamu mungkin pada mata kasarnya, kita masih Asing. Tapi jujur aku
mencintai kamu! demi, untuk dan kerna tuhan yang maha mencintai kamu dan aku.
Mungkin tidak setanding cinta quraish pada Uthman r.a apalagi bila dibandingkan
cinta Rasulullah SAW pada umatnya.. jauh..jauh sekali Tapi jujur aku mencintai
kamu.
Ukhti,
Aku tidak mencintai kamu sepenuh hatiku, mungkin cuma
sedetik atas kejahiliyahan yang belum menghilang dari hatiku. Kerana ukhti,
bagaimana boleh aku meletakkan kamu dan Dia (Allah SWT) pada tempat yang sama.
Sungguh Allah cuma meletakkan satu hati dalam rongga manusia. Tapi
Ukhti, aku ingin mencintai seperti aku mencintai diriku, mencintai seluruh
anggotaku tubuhku. jadi apabila kamu sakit, Aku turut merasakan yang sama..
sakit. Aku ingin merasakan segalanya.. kesedihanmu, kegembiraanmu, tangisanmu,
keletihanmu dan semangatmu. Kerana itulah aku mencintaimu ukhti.
“Tidaklah seseorang
diantara kalian dikatakan beriman, hingga dia mencintai sesuatu bagi saudaranya
sebagaimana dia mencintai sesuatu bagi dirinya sendiri.”
Ukhti,
Bagaimana mungkin aku tidak mencintaimu? Kerana
tidaklah sempurna imanku tanpa kamu! tiadalah ukhwah tanpa iman, dan tiadalah
sempurna iman seseorang itu tanpa ukhwah.
Ukhti,
Bagaimana Mungkin aku tidak mencintaimu? Kamu adalah
hadiah Allah buatku, Kegembiraan Allah untukku. Senyumanmu dan kehadiranmu,
mungkin saja tanda redha Allah terhadapku. Jadi jujur aku mencintai kamu..
Ukhti,
Adalah jalan ini terlalu panjang, namun hakikatnya ia
sebenarnya cuma dalam kehidupan yang sangat singkat. Jadi ukhti, mari kita
bersama-sama melangkah dalam saf ini, sama- sama menyumbang tenaga,
keletihan dan jiwa kita untuk mendaulatkan syari’at islam. mari kita bersegera,
bekejar- kejaran dalam hal- hal akhirat.
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat)
kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian
(pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 148)
Namun Ukhti, andai keletihanmu melemahkan mu atau
keletihanku melemahkan aku.. moga saat itu nanti kita saling mengingati bahawa
kehidupan ini terlalu sedikit dan sekejab..jadi
‘ bersyukurlah, hargailah, teruskan melangkah dan demi
tuhanmu bersabarlah”
Ukhti,
satu ketika dahulu ruh-ruh kita sudah berpelukan dalam
satu dakapan yang sangat indah. Ruh- ruh kita telah berkenalan atas dasar
kecintaan pada tuhan kita. Maka sungguh, bukan masa yang menentukan sebuah
kecintaan.. sebab kita dah lama kenal, namun imanlah yang menentukan sebuah kecintaan
itu. Kerana sungguh kita terikat kembali di dunia ini dengan tali
imanNya.
Jadi ukhti,
Andai satu saat nanti, imanku semakin mengoyak, dan
ketika itu aku pasti aku akan menyakitimu. sungguh yang
sakit itu akan menyakitkan.. Aku mohon maaf
ukhti. walaupn bukan dari dasar kecintaan, aku mohon padamu ukhti atas
dasar ehsanmu.. letaklah tanganmu kedadamu, bermunajatlah dan menangislah pada
tuhan yang menyintaiku. Agar aku kembali dalam dakapan iman dan dakapan ukhwah
kita.
Ukhti,
Aku mencintaimu… demi dan untuk tuhan yang mencintaiku dan kamu.
padahal kita tidak mengenali banyak tentang diri
masing- masing, tapi Allah sudah menemukan kita..Allah juga yang mengizinkan
kamu untuk membaca cintaku ini jadi aku yakin, Allah pasti sudah membuka
ruang, untuk aku, untuk kamu terus dan akan saling bercinta Untuk
dan keranaNya.
Untukmu
“ Ukhti "
Dari ikhwan yang mencintaimu “Arief Sulaeman"